A. Tujuan <KEMBALI>
Mengenal prinsip kerja opto-isolator
B. Komponen <KEMBALI>
a. Sumber DC
Sebagai sumber tegangan DC pada rangkaian.
b. VSINE
Sebagai sumber tegangan AC pada rangkaian.
c. Opto-Isolator
Sebagai indikator pada rangkaian.
e. Ground
Sebagai sumber tegangan DC pada rangkaian.
b. VSINE
Sebagai sumber tegangan AC pada rangkaian.
c. Opto-Isolator
Opto Isolator atau Optocoupler adalah komponen elektronika
yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan cahaya optik.
d. LampuSebagai indikator pada rangkaian.
e. Ground
Ground berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting
C. Dasar Teori <KEMBALI>
Opto-isolator adalah perangkat
yang menggabungkan banyak karakteristik yang dijelaskan dalam bagian
sebelumnya. Ini hanyalah sebuah paket yang berisi LED inframerah dan
fotodetektor seperti dioda silikon, pasangan transistor Darlington, atau SCR.
Respons panjang gelombang masing-masing perangkat dirancang agar sama identik
mungkin untuk memungkinkan ukuran kopling tertinggi. Pada Gambar. 52, dua
kemungkinan konfigurasi chip disediakan, dengan masing-masing gambar. Ada
penutup isolasi transparan antara setiap set elemen yang tertanam dalam
struktur (tidak terlihat) untuk memungkinkan lewatnya cahaya. Mereka dirancang
dengan waktu respons yang sangat kecil sehingga dapat digunakan untuk
mengirimkan data dalam rentang megahertz.
Gambar 21.53 Opto-Isolator 2 Litronix |
Peringkat maksimum dan
karakteristik listrik untuk model 6-pin disediakan pada Gambar.19.53.
Perhatikan bahwa ICEO diukur dalam nanoamperes dan bahwa disipasi daya LED dan
transistor hampir sama.
Gambar 21.54 Opto-Isolator Litronix IL-1 |
Kurva karakteristik
optoelektronik tipikal untuk setiap saluran disediakan dalam Gambar. 21.55 hingga 21.59. Perhatikan efek suhu yang sangat nyata pada arus keluaran pada
suhu rendah tetapi respons level yang cukup pada atau di atas suhu kamar (25°C).
Seperti yang disebutkan sebelumnya, tingkat ICEO meningkat terus dengan
peningkatan desain dan teknik konstruksi (semakin rendah semakin baik). Pada
Gambar. 21.55, kita tidak mencapai 1 mA sampai suhu naik di atas 75 ° C.
Karakteristik transfer dari Gambar. 21.56 membandingkan arus input LED (yang
membentuk fluks bercahaya) dengan arus kolektor yang dihasilkan dari transistor
output (yang arus basisnya ditentukan oleh fluks kejadian). Bahkan, Gambar. 21.57 menunjukkan bahwa tegangan VCE mempengaruhi arus kolektor yang
dihasilkan hanya sangat sedikit. Sangat menarik untuk dicatat pada Gambar. 21.58 bahwa waktu switching opto-isolator berkurang dengan meningkatnya arus,
sedangkan untuk banyak perangkat justru sebaliknya. Pertimbangkan bahwa hanya 2
ms untuk arus kolektor 6 mA dan beban RL 100 V. Output relatif
terhadap suhu muncul pada Gambar. 21.59.
Gambar 21.55 |
Gambar 21.56 |
Gambar 21.57 |
Gambar 21.58 |
Gambar 21.59 |
Representasi skematis untuk coupler transistor muncul pada Gambar. 21.53. Representasi skematik untuk fotodioda, foto-Darlington, dan optoisolator foto-SCR muncul pada Gambar. 21.60.
Gambar 21.60 Opto-Isolator: (a) fotodioda (b) foto-Darlington (c) foto-SCR |
D. Prinsip Kerja <KEMBALI>
Optocoupler dengan kombinasi
LED-Phototransistor adalah Optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED
(Light Emitting Diode) yang memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah
komponen semikonduktor yang peka terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai
bagian yang digunakan untuk mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan oleh
IR LED.
Arus listrik yang mengalir
melalui IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra
merahnya. Intensitas Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir
pada IR LED tersebut. Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya
yang lebih baik jika dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra Merah
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Cahaya Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi
oleh Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada
Phototransistor. Prinsip kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor
Bipolar biasa, yang membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor
merupakan penerima yang peka terhadap cahaya.
E. Gambar Rangkaian <KEMBALI>
Contoh Pemakaian Opto-Isolator |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar